Berita basket - Kevin Durant pernah empat kali menjadi pencetak poin tersubur di NBA dan tujuh kali terpilih sebagai pemain All-Star. Tapi saat bergabung dengan Golden State Warriors, dia baru sadar kalau dirinya belum sepenuhnya menguasai permainan bola basket.
“Ada begitu banyak hal yang saya perlu pelajari perihal permainan basket,” kata pemain yang bergabung dengan Warriors dari Oklahoma City Thunders musim ini. ”Ternyata saya tidak sepintar yang saya duga. Di sini (Warriors), permainan basket dimainkan dengan cara yang berbeda dengan yang saya mainkan sebelumnya.”
Penekanan Warriors untuk selalu bergerak konstan sepertinya tidak biasa Durant praktekkan saat masih membela Thunders. Musim lalu, Warriors memimpin liga dalam hal assist per pertandingan (28,9). Atau tiga assist lebih banyak daripada peringkat kedua Atlanta Hawks. Thunders di urutan ke-10.
Meski begitu, Durant menggarisbawahi bahwa dirinya tidak sedang menjatuhkan bekas klubnya dengan pernyataan ini. “Ini bukan untuk menjatuhkan rekan-rekan atau klub terdahulu,” tandasnya. “Di Warriors memang berbeda. Menyenangkan. Menyenangkan juga di tempat saya sebelumnya, tapi buku itu sudah ditutup.”
Durant sepertinya kaget dengan suasana baru di Warriors setelah delapan tahun mengenakan seragam Thunders. Perbedaan itu bahkan sudah dirasakannya dalam latihan. “Dalam latihan, mereka super santai, namun menjaga kedisiplinan dalam waktu yang sama. Mereka membuat basket jauh lebih menyenangkan,” ujarnya.
Di Thunders, General Manager Sam Presti menciptakan suasana yang serius. Ini datang dari latar belakangnya semasa mengabdi di San Antonio Spurs. Tempat latihan bersih tanpa noda. Semua rak bola disusun sempurna bersebelahan dan logo Spalding pada bola mengarah keluar. Ambil botol air dari kulkas, langsung terisi kurang dari sejam.
Tidak sembarang orang boleh menginjak lapangan tempat latihan. Hanya para pemain dan personal tim yang diperbolehkan. Gedungnya pun dijaga rapi dan hening. Dengan model operasi seperti ini, sikap serius tanpa basa-basi menular ke setiap jengkal klub tersebut, termasuk pemain.
Namun tim baru Durant melakukan model operasi yang jauh berbeda. Suara musik menggelegar pada saat dan setelah latihan. Gym selalu penuh, banyak orang berjalan modar-mandir. Semua kegiatan dilaksanakan dengan tuntas, namun lingkungannya jauh lebih ramai dan hidup.
“Semua orang super fokus, tapi mereka menyadari bahwa kita sedang bermain basket dan Anda seharusnya menikamtinya,” kata Durant. “Ini sangat baik bagi saya. Terutama bagi seseorang yang terbiasa selalu menjalankan apa saja yang diperintahkan. Bersikap sedikit rileks ternyata cukup menyenangkan.”
Di OKC, pola serangan dibangun di seputar ketrampilan one-on-one Durant dan Russell Westbrook. Mereka kebanyakan dikelilingi pemain spesialis bertahan, bukan penembak level tinggi dan playmaker naluriah. Pola permainan isolasi pun menjadi pilihan dan cukup berhasil.
Tapi di Warriors, sistemnya jauh berbeda. Tukang tembak dan playmaker berada di mana-mana. Pelatih Steve Kerr menuntut setiap pemain bergerak. Durant pun harus mengubah beberapa kebiasaannya dalam menyerang. Terutama kebiasaan berdiri diam di satu posisi saat tidak memegang bola.
“Di sini, saat saya tidak memegang bola, saya harus selalu bergerak memotong, selalu coba melepaskan diri dari penjaga saya, membebaskan rekan yang lain untuk mengdapatkan ruang menembak yang baik saat menyerang,” ceritanya. “Ini sesuatu yang sangat menantang. Tapi saya memerlukannya untuk menjadi pemain basket yang lengkap sebagaimana yang saya inginkan.”
ADS HERE !!!